Sunday, January 1, 2012

siapa cinta siapa

Pagi ini, 2 January 2012 di sebuah kantor periklanan di sudut utara Jakarta.


Hari kedua di tahun baru. Resolusi baru? Tidak juga.
Aku bukan tipikal orang yang selalu menyiapkan resolusi untuk mengawali tahun yang baru. Toh setiap hari selalu ada resolusi. Menjadi lebih baik lagi dari kemarin :)

Ada beberapa hal yang menjadi pemikiranku belakangan ini, tentang perputaran hidup dan arus spiritualitas di dalamnya. Aku bukan orang yang fanatik akan suatu hal spiritual ataupun agama tertentu. Untukku, Tuhanku ya Tuhanmu, Tuhan kita satu, Tuhan kita sama.

Ini yang kutemukan pagi ini. Menemukan artikel ini, sudah jalannya. Berarti ada sesuatu yang harus "dipetik" dari sini. Artikel ini diambil dari blog Paulo Coelho, salah satu penulis novel fiksi favoritku. Karya, jalan hidup, dan pemikirannya sedikit banyak mempengaruhi cara berpikirku juga.

So, here goes the article:

Unending Love
by Paulo Coelho on October 5, 2011

I seem to have loved you in numberless forms, numberless times…

In life after life, in age after age, forever.
My spellbound heart has made and remade the necklace of songs,
That you take as a gift, wear round your neck in your many forms,
In life after life, in age after age, forever.

Whenever I hear old chronicles of love, it’s age old pain,
It’s ancient tale of being apart or together.
As I stare on and on into the past, in the end you emerge,
Clad in the light of a pole-star, piercing the darkness of time.
You become an image of what is remembered forever.

You and I have floated here on the stream that brings from the fount.
At the heart of time, love of one for another.
We have played along side millions of lovers,
Shared in the same shy sweetness of meeting,
the distressful tears of farewell,
Old love but in shapes that renew and renew forever.

Today it is heaped at your feet, it has found its end in you
The love of all man’s days both past and forever:
Universal joy, universal sorrow, universal life.
The memories of all loves merging with this one love of ours -
And the songs of every poet past and forever.

~Rabindranath Tagore

Translated by William Radice


Bicara tentang cinta (lagi).

Kamu (yang sedang membaca ini), apakah sudah tau siapa un-ending love kamu? Mungkin kamu pikir dia, tapi bisa juga dia yang lain, bukan? Ada banyak dia di sekeliling kamu. Dia mana yang paling tepat untukmu? Menurutmu, apakah dia ini harus kamu cari tiada henti? Selalu ada dia di atas dia. Atau, menurutmu, kamu hanya perlu menunggu dia dipilihkan oleh langit? Apakah dia dia harus ditunggu melalui nasib? Takdir? Atau ramalan segelintir orang?

Nasib atau takdir manusia tidak pernah datang dengan sendirinya. Kita menentukan jalan kita sendiri. Begitupula ketika kamu sedang memilih calon unending love-mu. Sebagai manusia, kita bisa menentukan dia yang jadi pilihan kita sebagai pendamping seumur hidup. Caranya, hanya cukup memastikan kita sudah (sangat) yakin dengan seseorang, dan berdoa pada Tuhan dan semesta untuk merestuinya. Mudah? You might think it yourself :)

Catatan kecil diriku. Aku sudah menetapkan pilihanku. Siapa? Ya kamu. Kamu yang suka membaca blog ini diam-diam :) Aku sudah memilihmu. Meminta dari-Nya untuk mempercayakan dirimu pada aku. Untuk aku bisa mendampingi selama aku bisa. Dari 2012 hingga 201*, mari kita meminta restu dari semesta ini. Untuk menaungi kita, menjaga api kecil ini untuk selalu hangat hingga mampu menjadi api unggun yang bersinar indah.


Dari aku untuk kamu (yang suka membaca blog ini diam-diam :))


No comments:

Post a Comment