Thursday, July 29, 2010

awan the babysitter

halo awan
apa kabarmu?
apakah kamu menjaga ia dengan benar?
kamu yakin kan, dia udah makan?
jangan lupa, ia sukanya minum susu strawberry
dia ga suka makanan yang berkuah dan berminyak
mainan untuk dia ada semua kan?
dia sukanya mobil-mobilan..

awan,
jujur saja..
aku sedang merindukannya
berikan ciumku untuknya yah

sekali lagi,
tolong rawat baik-baik yah titipanku
pastikan ia sehat

aku kangen kamu,
perasaanku
biar kamu hidup bebas
pada negeri di awan

Sunday, July 25, 2010

rumit

Aku Ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada..

(poem by: Sapardi Djoko Damono)


... dan, aku minta maaf

karena aku tidak tahu apa itu kata sederhana

aku terlalu menyayangimu dengan caraku yang rumit.


Saturday, July 17, 2010

kompliketid

tik..tok..
waktu menunjukkan pukul setengah dua pagi. Aku masih duduk termangu di bawah pohon ara sambil memangku laptopku. Banyak hal yang ingin kukatakan padanya, tapi rasanya semua kata mengunci gembok rapat-rapat untuk keluar dari pagar mulut ini.

Terkadang, kata-kata memang suka selingkuh. Mereka memilih mendekam di dalam rumah mulutnya pada saat dibutuhkan, dan meluncur pergi begitu saja saat disuruh tinggal di rumahnya.

Sebenarnya aku mengharapkan kata-kataku keluar dari mulut untuk mengisi ruang putih ini. Banyak hal di pikiran yang ingin dituangkan didalamnya. Tapi, tiba-tiba saja semua seakan kasat mata. Mungkin hanya nurani yang tahu apa yang ingin dikatakan.

Aku menatap terus halaman putih di depanku. tulis tulis tulis..hapus.. tulis.. hapus.. tulis.. hapus.. dan begitulah seterusnya.

aku hanya sedang bingung, apa yang ingin kutuliskan di halaman ini..

Monday, July 12, 2010

this is not a love story

Hari ini aku bercerita tentang cinta. Aku telah jatuh cinta, kepada hati seorang manusia. Hati kami terikat oleh benang merah para Dewa. Kepadanya kuberikan seluruh ruang hatiku. Ia bukan hati yang selalu baik. Terkadang kekejamannya melebihi cemoohan terburuk dan ketajamannya melebihi samurai.

Aku benci saat ia memarahiku dengan bibirnya ataupun memakiku dengan wajah cemberutnya. Ia mengumpatku atas segala kenakalanku. Ia mencemooh semua egoku. Semua kenakalanku dicap buruk oleh lidahnya. Aku benci.

Ia bukan hati yang selalu mendengar ceritaku. Terkadang ia bahkan tak peduli dengan kisahku. Aku hanya pendengar baginya. Apa yang kulakukan dan apa yang kuperbuat bahkan lupa ia tanyakan. Mungkin bila tiba-tiba aku menghilang, ia juga tidak menyadarinya. Terkadang itu menyakitkanku. Aku benci.

Aku telah jatuh cinta. Kepada hati manusia yang tidak sempurna. Kepada ialah aku ingin merajut kisah cinta yang sempurna, dengan rajutan simpul hati yang tidak sempurna.

Sunday, July 11, 2010

#24#

i dreamed a lot
call me a dreamer
anything else?

old school old friend

Buat aku, sahabat itu seperti sebuah rumah. Ketika aku memasuki rumah itu, mereka membuatku merasa sangat nyaman, walaupun aku sedang lelah karena banyaknya beban, ataupun saat dunia terasa begitu indah.

Mereka selalu menerimaku apa adanya. Menyambutku dengan hangatnya senyum saat mendengar keluhanku. Tak jarang mereka tertawa lebar dan terbahak-bahak saat mendengar segala kebodohanku. Mendengar tawa mereka, rasanya seperti membawaku memasuki suatu dunia yang lain. Dunia yang menerimaku apa adanya, dimana aku hanya perlu menjadi diriku.

Sahabatku tidak selalu ada saat aku membutuhkan mereka. Tapi aku tahu, telepati kami tidak pernah terputus. Mereka tahu kapan aku membutuhkan mereka, dan bersedia berjam-jam meluangkan waktu dari sejuta kesibukannya hanya untukku.

Aku punya banyak teman, tapi tak banyak sahabat yang kumiliki. Teman-teman terdengar sebagai orang yang hanya bisa diajak untuk bersenang-senang. Aku tidak terlalu nyaman dengan teman-teman. Mungkin ini salah satu faktor mengapa aku tidak mudah bergaul dan dekat dengan orang lain. Ya, teman memang datang dan pergi.

Sahabatku tidak pernah terkikis oleh waktu. Zaman berubah, mereka tetap sama. Aku tahu setiap orang selalu berubah, tapi ketika kamu bertemu dengan sahabatmu, kamu akan menyadari, tidak ada yang berubah walaupun ia telah berganti seribu rupa penampilannya. Kami bersenda gurau, mentertawai kehidupan-kehidupan kami yang konyol, dan semua terasa begitu indah. Ini lebih indah daripada ciuman pertama.

Aku tidak bisa memilih sahabat. Mereka datang begitu saja. Rasanya, seperti toko roti enak yang kau temukan begitu saja saat kau sedang kelaparan dan mencari toko roti yang buka. Semuanya terjadi begitu saja, tapi inilah yang aku sebut destiny. Mereka sudah ada, sudah disediakan bahkan sejak aku belum dilahirkan.




*Hanya untuk mereka, sahabat-sahabatku. Entah kapan kita berjumpa, tapi kita tahu kalau kita adalah sahabat.

Saturday, July 10, 2010

play with new friend

i was trying to play with my new friend, toycam disderi 3 lens.
i still learn how to use it, coz it's kinda new for me.
but i really enjoyed this new hobby.so, enjoy! :)



these pictures taken using disderi 3 lens, 35mm film ISO 200


"soekarno hatta airport"



"KL monorail"



" taken from the train" and " KLCC in the evening"


"another monorail"
(i tagged this as one of my fave :p )



" from the frame"


" the escalator"


" free from jam"


can't wait to try another roll that i bought already. 35mm expired roll ISO 400.
just wait! :))



A Marriage Life

Hari ini aku menikah. Aku adalah kata. Ketika bermadu, aku bukanlah aku lagi melainkan kami.

Halo, kami adalah kata kata. Ketika ia sendiri dulu, ia hanya kata. Tapi kami telah melebur, sekarang kami adalah kata-kata.

Kami saling menyayangi. Jiwa raga kami adalah satu, kata adalah aku dan aku adalah kata. Kami tidak seperti yang lain. Tanpa berucap, kami dapat menyelami perasaan satu sama lain.

Kami selalu bercinta. Meluapkan perasaan kami yang tidak pernah berhenti berkobar. Kamu boleh membenci yang lain. Tapi bagi kami, kebencian adalah neraka. Surga mengikat kami menjadi satu.

Kami selalu berlari bersama, berkejar-kejaran di taman hati. Hari ini kata akan melahirkan bayi. Ketika bayi itu lahir, kami bukan lagi kata kata. Panggilah kami kata kata kata.

Kami saling memadu kasih. Tidak mengenal siapa itu ayah ibu. Kami adalah satu. Kami saling melahirkan. Dari kami lahirlah jalinan kalimat. Mereka mengikat kami menjadi barisan paragraf indah.

Bukan satu, melainkan banyak.

Kami senang bermain. Lembar demi lembar kami ukir dengan kenangan-kenangan kami. Disini dunia adalah milik kami.

Kami tidak mengenal perpisahan. Apa yang telah disatukan, tidak akan kami ceraikan. Setidaknya itulah yang diajarkan oleh Tuhan kami dan istri-Nya, Tuan Ide dan Nyonya Kreativitas.




inspired by: LOWE's 1st rule "God is The Idea"

Thursday, July 8, 2010

putri tidur

Ia terbangun dari tidurnya, menghirup nafas dalam-dalam, dan ia dapat merasakan udara pagi yang menyegarkan. Paru-parunya seakan meloncat karena udara yang melimpah mengalir dalam setiap tetesan darahnya. Jantungnya menari tiada henti karena nafas-nafas yang bermain dalam tubuhnya.

Ia bangkit dari tempat tidurnya. Segera memandikan tubuhnya di bath-tub penuh bunga mawar dan sabun yang teramat wangi. Disabuni tubuhnya berulang kali. Ia tidak ingin bau tak sedap merusak harinya hari ini.

Ia mengusap tubuhnya dengan handuk, dan melumuri tubuh telanjangnya dengan wangi-wangian asli dari bermacam-macam bunga. Para pelayannya sudah menyiapkan segala wewangian yang ia inginkan. Mereka memang selalu tahu apa yang ia mau.

Ia berlari menuju ruang pakaiannya, memilih pakaian yang terbaik dan gaun termahal hasil rancangan designer terkemuka di dunia. Dikeluarkan semua gaun di lemarinya. Ia bingung memilihnya!! Pakaiannya terlalu banyak. Orang tuanya terlalu murah hati selalu memberi yang ia inginkan. Ia juga mengeluarkan koleksi sepatu-sepatunya. Mulai dari flat shoes, hingga stilleto dijejerkan semuanya supya ia bisa memilih yang paling sesuai dengan gaunnya.

Ia telah selesai dengan urusan tetek bengek penampilannya. Sekarang waktunya berdandan. Ia memilih warna dengan berhati-hati. Ia ingin wajahnya terlihat fresh, dan tetap cantik hingga nanti malam. Tak lupa ia memilih aksesoris-aksesoris cantik untuk membingkai wajahnya yang jelita.

Ia menatap cermin, terpukau dengan kecantikannya dan penampilannya yang memukau. Ia yakin, Sang Pangeran tidak akan kecewa. Ia sudah mendengar bisik-bisik bahwa malam ini pangeran akan datang, membangunkannya dari tidur yang panjang.

Ia duduk di tepi ranjangnya supaya mudah menjatuhkan dirinya untuk pura-pura tertidur. Ia membayangkan kecupan pertama yang akan diterimanya malam ini. Pangeran pasti membawakan diriku mawar, pikirnya. Ia tersenyum bahagia, berada di awang membayangkan jendela kebebasannya.

Ia bisa mendengar suara-suara burung berkicau. Matanya perlahan terbuka. Ia mengamati sekelilingnya. Ternyata ia hanya bermimpi. Ia masih dengan baju yang sama, ranjang yang sama, dan sel yang sama. Ia lupa, baru satu hari ia tinggal di sel itu.

Wednesday, July 7, 2010

namaku tisyu

Namaku adalah tisyu. Nyawaku berupa lembaran. Dulu aku hanya terdiri dari dua nyawa, tapi sekarang mereka menambah nyawaku satu lembar lagi. Katanya supaya aku lebih kuat.

Ayah dan ibuku adalah pohon. Aku dilahirkan dengan inseminasi si tangan-tangan besi. Kudengar, ibuku sangat kesakitan sekali diambil ovumnya untuk inseminasi. Katanya, proses kelahiranku sangat rumit.

Sejak lahir aku tidak pernah bertemu kedua orangtuaku. Aku sudah berpisah bahkan sejak aku dilahirkan. Kalau bayi manusia lahir, mereka dibungkus dengan kain untuk menghangatkan tubuhnya. Kalau aku, tubuhku langsung diberi pakaian dari plastik. Pakaianku bermacam-macam. Kadang mereka memberi gambar bunga yang berwarna-warni, hewan-hewan, bahkan tokoh-tokoh kartun sekalipun.

Aku tidak peduli apa pakaianku. Aku tidak punya mata untuk melihat, aku hanya bisa merasa. Aku dapat merasakan kesesakkan dan kesakitan. Dalam satu pakaian saja, aku ditumpuk bersama teman-temanku yang lain.

Seorang temanku pernah bercerita alasanku dilahirkan. Katanya, untuk membantu manusia.
Ah, aku terlalu panjang bercerita. Aku hanya sedang mengenang hidupku karena aku sudah ada yang memiliki. Seorang manusia berambut panjang. Aku harap ia merawatku dengan baik.

Hidupku gelisah selama beberapa hari ini. Satu persatu temanku menghilang. Tinggal satu lagi, hingga diriku untuk keluar dari pakaian ini. Aku gelisah sekaligus tidak sabar. Sepertinya udara kebebasan akan melepaskanku dari kesesakkan ini.

Kini tinggal aku sendiri di pakaian ini. Manusia itu melucuti pakaianku. Aku bisa mencium udara bebas, tapi tidak lama. Bau segarnya segera digantikan oleh bau busuk. Ahh, baunya semakin menyengat!!

Tubuhku dimasukkan ke dalam pakaian pemilliku. Tiba-tiba kulihat sekelilingku dipenuhi rerimbunan berwarna hitam. Tubuhku digesek-gesekkan kedalam rimbunan itu. Aku tidak tahan baunya. Aku lebih menyukai bau rumah si tangan-tangan besi daripada bau rerimbunan ini. Rerimbunan ini menyakitkan tubuhku. Baunya menyesakkan jiwaku, dan permukaannya mengoyakkan badanku.

Aku dapat merasakan kesakitan yang luar biasa. Kulitku sedikit demi sedikit terkoyak. Lembaran nyawaku ikut bersama terkoyak. Aku ingin menjerit, ingin mengigit kulit di balik rerimbunan itu. Tapi aku tak bisa. Aku tahu, nyawaku akan habis sebentar lagi. Aku akan hilang, menyusul orang tua dan teman-temanku.

Ini nafas terakhirku. Kata-kata yang sempat kudengar di ambang kematianku hanyalah, "Aduh ketek gue basah". Aku tak mengerti, dan semua gelap....

ini mimpiku

aku adalah pemimpi.
tapi jangan katakan kalau aku adalah pengejar mimpi.
aku suka bermimpi.
dengan mimpi aku menjadi sesuatu yang lain.
sesuatu yang mataku dan matamu tidak melihat.
tapi hatiku tahu.

aku tidak mengejar mimpi.
sang mimpi selalu menantikanku.
dalam terik dan hujan, ia selalu disitu.
menantiku dengan setia,
bahkan lebih setia dari kekasihku.

ia membisikkanku untuk lari.
terus berlari kencang.
ia ingin aku meraihnya.

sang mimpi tidak ingin aku selingkuh.
ia tahu bahwa ia akan memilikiku.
suatu saat nanti..

setiap malam ia menjamahku.
dengan seribu satu cerita pengantar tidur.
aku tidur dengan mimpi di pelukanku.

ajar aku terus bermimpi
tanpa mimpi aku kosong.