Ia terbangun dari tidurnya, menghirup nafas dalam-dalam, dan ia dapat merasakan udara pagi yang menyegarkan. Paru-parunya seakan meloncat karena udara yang melimpah mengalir dalam setiap tetesan darahnya. Jantungnya menari tiada henti karena nafas-nafas yang bermain dalam tubuhnya.
Ia bangkit dari tempat tidurnya. Segera memandikan tubuhnya di bath-tub penuh bunga mawar dan sabun yang teramat wangi. Disabuni tubuhnya berulang kali. Ia tidak ingin bau tak sedap merusak harinya hari ini.
Ia mengusap tubuhnya dengan handuk, dan melumuri tubuh telanjangnya dengan wangi-wangian asli dari bermacam-macam bunga. Para pelayannya sudah menyiapkan segala wewangian yang ia inginkan. Mereka memang selalu tahu apa yang ia mau.
Ia berlari menuju ruang pakaiannya, memilih pakaian yang terbaik dan gaun termahal hasil rancangan designer terkemuka di dunia. Dikeluarkan semua gaun di lemarinya. Ia bingung memilihnya!! Pakaiannya terlalu banyak. Orang tuanya terlalu murah hati selalu memberi yang ia inginkan. Ia juga mengeluarkan koleksi sepatu-sepatunya. Mulai dari flat shoes, hingga stilleto dijejerkan semuanya supya ia bisa memilih yang paling sesuai dengan gaunnya.
Ia telah selesai dengan urusan tetek bengek penampilannya. Sekarang waktunya berdandan. Ia memilih warna dengan berhati-hati. Ia ingin wajahnya terlihat fresh, dan tetap cantik hingga nanti malam. Tak lupa ia memilih aksesoris-aksesoris cantik untuk membingkai wajahnya yang jelita.
Ia menatap cermin, terpukau dengan kecantikannya dan penampilannya yang memukau. Ia yakin, Sang Pangeran tidak akan kecewa. Ia sudah mendengar bisik-bisik bahwa malam ini pangeran akan datang, membangunkannya dari tidur yang panjang.
Ia duduk di tepi ranjangnya supaya mudah menjatuhkan dirinya untuk pura-pura tertidur. Ia membayangkan kecupan pertama yang akan diterimanya malam ini. Pangeran pasti membawakan diriku mawar, pikirnya. Ia tersenyum bahagia, berada di awang membayangkan jendela kebebasannya.
Ia bisa mendengar suara-suara burung berkicau. Matanya perlahan terbuka. Ia mengamati sekelilingnya. Ternyata ia hanya bermimpi. Ia masih dengan baju yang sama, ranjang yang sama, dan sel yang sama. Ia lupa, baru satu hari ia tinggal di sel itu.
No comments:
Post a Comment